![]() |
sHe - Windhy Puspitadewi |
Penulis : Windhy Puspitadewi
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun : 2007
Halaman : 248
ISBN : 9789792227116
SINOPSIS:
Dhinar dan Dinar
bukan saudara kembar. Mereka memiliki sifat, pola pikir, dan kehidupan yang
berbeda, bahkan bisa dikatakan bertolak belakang. Jika Dhinar pendiam, kutu
buku, sinis, tertutup dan sangat cerdas, maka Dinar sebaliknya. Kebetulan saja
nama mereka mirip, hanya terpaut satu huruf “H”. Kesukaan mereka pada manga dan anime-lah yang membuat mereka akhirnya bertemu. Dan cerita pun
dimulai dari sini...
Ini bukan cerita
tentang bertukar posisi.
Ini juga bukan
cerita tentang persaingan.
Ini cerita tentang
jalinan persahabatan, tentang menemukan cinta dan jati diri.
RESENSI:
Novel ini merupakan
tribute to someone yang
dipersembahkan Windhy untuk sahabatnya, Windy. Inilah buku kedua Windhy yang
kumiliki. Lebih tepatnya, adikku memberikan beberapa koleksi bukunya padaku,
dan salah satunya adalah novel ini. Ia juga yang memberitahuku bahwa sebelum
Confeito, Windhy menerbitkan novel berjudul Run Run (kalau tidak salah adikku
bilang begitu). Selain itu, ia juga mengatakan bahwa ada kelanjutan dari novel
Confeito namun tidak diterbitkan, iapun mendapatkan soft file-nya, entah dari mana
ia dapat.
Kali ini Windhy
memasukkan unsur manga dan anime yang menjadi hal yang sangat disukai oleh
kedua tokoh utama, Dhinar dan Dinar. Gurauan sederhana yang membuatku tersenyum
diawal membaca novel ini adalah bagaimana Dinar memanggil pacarnya Sapu, yang
memiliki nama lengkap Erwan Saputra. Dhinarpun dipertemukan dengan anak
tetangga barunya yang ternayata sekelas dengannya dan T.A.M.P.AN, Flemming
Setiawan namanya (sepertinya Windhy meminjam nama penulis Ian Flemming :)).
Secara pribadi, aku
sangat suka karakter Dinar. Bebas, cheerful, seru saja sepertinya. Karakter
Dhinar sendiripun tak kalah seru. Seperti biasa, Windhy selalu bisa mengemas
kisah cinta di setiap novelnya tidak menjadi picisan. Tetep seru saya baca yang
saat itu tidak lagi seusia anakn SMA seperti di dalam novel ini. Saya juga jadi
tahu tentang tingkatan kursus Bahasa Jepang setelah baca novel ini. Komunitas
Genki Ji yang diceritakan dalam novel inipun juga memuat istilah-istilah baru
di telinga saya seperti, cosplay, costume playing, dan semacamnya. Mengingat,
saya hanya tahu sailormoon, satria baja hitam dan ultraman jika dihubungkan
dengan hal-hal yang berbau Jepang.
Novel ini
mengajarkan bagaimana kita ‘bahagia’ dengan cara kita. Jangan salah memaknai
bahagia dengan terlalu rumit, karena saat kita mampu tersenyum lebih sering,
itulah rasa bahagia yang sesungguhnya.
Huuumm, apa ya
kekurangan buku ini? Mungkin tema bahasan tentang manga dan anime, jika ada
pembaca yang malas mencari tahu beberapa arti sulit dalam buku ini, mungkin ia akan
melewati bagian itu. Sepertinya ini bukan kekurangan, selera saja :).
bahagia itu sederhana, sesuai dengan persepsi kita :)
BalasHapusawal suka baca yaitu setelah baca novel ini, kerenn bgt moral valuenya jg dpt.
BalasHapus