Sabtu, 12 Oktober 2013

Persahabatan itu Seperti Confeito


Judul               : Confeito
Penulis             : Windhy Puspitadewi
Penerbit           : Gramedia Pustaka Utama
Tahun              : Cetakan ketiga, Oktober 2005
Halaman          : 202
ISBN               : 9789792213621

SINOPSIS:

Lima orang berbeda sifat bersahabat. Hana, cewek cuek dan pelupa yang bercita-cita jadi penulis. Ridwan, cowok playboy yang ganteng dan kaya. Seta, kutu buku yang pendiam dan menganggap nilai ujian segala-galanya. Leo, cowok bijak yang menjadi tempat curhat teman-temannya. Angga, cowok jayus spesies Manusia Bodoh (ngikutin istilah Ada Band).
Katanya nih, sahabat itu kan bikin kita bener-bener bisa jadi diri kita sendiri, nggak perlu ada yang ditutup-tutupi. Tapi apa iya, sahabat masih mau menerima kita saat kita benar-benar membuka semua kelemahan kita?
Hubungan kelima orang ini terjalin seperti setoples confeito, gula-gula aneka warna yang bentuknya seperti bintang kecil. Ada kalanya mereka merasakan manisnya persahabatan, tapi tak jarang juga menghadapi benturan dan gesekan seperti yang terjadi saat confeito-confeito itu dijejalkan ke dalam satu toples.

RESENSI:
Hal pertama yang saya ucapkan adalah, “Alhamdulillah, novel Confeito saya sudah ketemu.” Setelah mencoba mengingat-ingat kembali siapa anak kos yang meminjamnya, akhirnya novel ini bisa saya resensi. Sayang rasanya jika karya bagus (menurut saya), tapi tidak diresensi untuk dibagiakan. Ini adalah novel karangan Windhy Puspitadewi yang saya beli untuk pertama kalinya. Saya lupa siapa yang merekomendasikan, tapi seingat saya ambil acak saja ketika berada di toko buku.

Saya cinta mati sama novel ini. Saya sudah membacanya hampir tiga kali dan masih dengan mata yang berbinar. Inilah pertama kalinya saya mulai jatuh cinta dengan karya-karya Windhy. Ia memamaparkan cerita di novel ini menggunakan cara pandang masing-masing karakternya. Ada Hana, Ridwan, Seta, Leo dan Angga. Seperti resensi saya sebelumnya tentang karya-karya Windhy, novel ini membahas seputar persahabatan satu cewek (terkadang saya membayangkan menjadi Hana :)) dengan empat cowok.
Hana, cewek yang hobi menulis ini pada akhirnya memilih Jurusan Teknik Mesin atas kemauan orang tuanya. Otaknya yang pas-pasan membuatnya bersyukur terdampar di antara empat cowok tampan dengan kemampuannya masing-masing. Ridwan, si tampan yang tak pernah sepi dipuja penggemarnya dengan kesediaanya menjadi 'supir' bagi keempat sahabatnyaPe. Leo, tempat dimana orang lain akan curhat padanya. Mereka menilai, curhat padanya selalu memberikan pencerahan. Ada Seta yang sangat mendewakan nilai di atas segala-galanya. Ada Angga, manusia yang sangat setia pada kekasihnya. Cinta matilah istilahnya.
Novel ini menceritakan bagaimana setiap orang, atau mungkin sahabat kita, memiliki rahasianya masing-masing. Meski demikian, sahabat adalah tempat dimana seseorang bisa menjadi dirinya sendiri. Ketika rahasia itu terkuakpun, sebagai sahabat, hendaknya kita tetap akan berada disampingnya.
Setiap cara pandang masing-masing karakter selalu diawali dengan pepatah atau prakata yang mencerminkan isi keseluruhan bab. Saya sangat suka, beberapa prakata bahkan saya salin di buku tulis atau diketik di handphone. Jika mengandalkan memori otak untuk menyimpan, rasanya justru akan mudah lupa.
Kekurangan buku ini adalah saya berharap ada episode lanjutan dari Confeito. Namun, mungkin seperti itulah ending sebuah novel. Sebagai pembaca, kitalah yang akan menentukan bagaimana akhir dari kisah mereka.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar