Judul : Berbagi Kisah Terindah Bersama
“Si Meong”
Penulis : “38 Kisah Nyata Tentang
Penyelamatan Kucing”
Oleh Yayasan Peduli Kucing
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun :
Cetakan I, Oktober 2013
Halaman : 219
ISBN : 9789792292503
SINOPSIS:
Buku Berbagi
Kisah Terindah Bersama Si Meong merupakan bukti nyata bahwa masih banyak orang
yang peduli dan sayang pada hewan. Hewan tidak menuntut apa-apa, mereka akan
menyayangi kita apa adanya. Salam peluk sayang, elus-elus, uwel-uwel,
kilik-kilik, untuk Si Meong, Si Guk-Guk, Si Cit-Cit, Si Tweet-Tweet, dan
seluruh warga margasatwa, dari saya. —Henny Poerwonegoro & keluarga.
Saya sangat
tersentuh dengan cerita-cerita yang ada. Perjuangan seorang rescuer, dari
seorang yang asing hingga menjadi keluarga kucing-kucing tersebut, membuat saya
terharu. Semoga semakin banyak yang tergerak hatinya untuk mengadopsi kucing
telantar. —Nina Tamam.
Kisah-kisah ini
adalah bukti bahwa hewan bukan cuma sekadar hewan… tapi makhluk ciptaan Tuhan
yang harus dirawat dan diperjuangkan hak hidup mereka. Supersalut untuk cinta
yang tulus...semoga bisa menjadi inspirasi bagi yang lain. —Cici Panda.
Buku yang penuh
dengan suka duka memelihara kucing: Me-rescue, merawat, berbagi kasih. Semoga
buku ini bisa membuka lebih banyak mata manusia akan betapa menakjubkannya
makhluk bernama kucing itu. Salam meow. —Pacoh Ganteng Gagah Mempesona.
Selain bisa
menjadi obat stres yang mujarab, kucing pun memiliki arti lebih dari sekadar hewan
berbulu yang lucu. Mengapa kucing selalu jatuh di atas keempat kakinya? Mengapa
kucing dibilang punya 9 nyawa? Saya rasa tak lain karena makhluk ini ingin
mengajarkan manusia untuk dapat selalu bangkit kembali saat terjatuh dalam
kehidupan.—Mirna Yulistianti, editor & pecinta kucing local.
RESENSI:
Buku ini
tentang sekumpulan 38 kisah nyata seputar penyelamatan kucing yang dihimpun
oleh Yayasan Peduli Kucing bekerjasama dengan beberapa sponsor. Saya sadar,
tidak semua orang suka kucing, bahkan ada yang alergi dengan bulunya. Bagaimana
dengan saya? saya hanyalah penyuka kucing yang sebatas senang saat melihat
kucing dan mengajaknya bermain. Sejauh ini, saya belum pernah memutuskan untuk
memelihara kucing dengan berbagai alasan.
Ada adik saya,
Icha, yang merupakan pecinta kucing. Lebih tepatnya, ia adalah penyayang hewan.
Ada cerita tentang Bobo, anak kucing kampung peliharaannya yang sangat ia
sayangi (baca p. 93). Saya membaca buku ini dengan bab acak. Tiba-tiba jemari saya berhenti pada judul Cerita Kubi. Kubi?
Nama yang lucu, pikir saya. Tapi siapa sangka jika nama itu adalah singkatan dari
Kucing Bisu. Saya tertawa ngakak saat itu. Kucing milik Amalia ini memang tidak
bisa mengeong seperti kucing pada umumnya. Setiap ia mengeong, hanya suara
“hek-hok” yang keluar dari mulutnya.
Ada Kican,
kucing milik Endah yang terpaksa ekornya harus ‘diamputasi’ karena mengalami
luka dan beberapa jaringannya rusak. Ajaibnya, ia tetap hidup dan melompat
lincah seperti kucing berekor lainnya. Lain Kican, lain pula Bubble, ucing yang
diselamatkan ditengah deru hujan oleh Kinanti dan adiknya, Rio. Bubble tidak
manja bahkan tidak suka digendong. Bubble menjadi teman bermain yang setia bagi
ayah mereka ditengah penyakit strok dan diabetes yang makin parah.
Saya sadar
betul, tidak semua orang suka kucing. Bahkan ketika ada cerita seseorang yang
mati-matian meyelamatkan kucing (entah peliharaan atau yang terlantar di
jalan), sebagian orang menganggapnya tidak penting. Awalnya mulanya saya
berpikiran sama. Tapi itulah rasa cinta dan kasih sayang yang tidak bisa
diabaikan oleh sebagian orang yang peduli. Namun saya uga tidak men-judge orang yang tidak suka dan tidak
peduli pada kucing adalah orang yang kejam. Setaip orang sudah memilih dan
setiap kucing juga memiliki kisahnya.
“setiap kucing membawa keajaiban sendiri-sendiri, kita tidak akan pernah mengetahui keajaiban apa yang akan mereka berikan kepada keluarga kita. Selamatkan seekor kucing dan seekor lagi dan lagi, lalu jalani hidup dengan cinta mereka.”
Love you life and love your cat..! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar