Judul : Hidup Berawal dari Mimpi
Penulis : Fahd Djibran, Bondan Prakoso
& Fade2Black
Penerbit : Kurniaesa Publishing
Tahun : Cetakan kedua September, 2011
Halaman : 224
ISBN : 9786029934915
SINOPSIS:
"Gue berproses sejak lama. Gue
berjuang dari kecil untuk bisa punya tempat di industri ini. Sumpah, ini semua
nggak gampang… tapi kerja keras emang selalu menunjukkan hasilnya. Bareng
Fade2Black, nggak kerasa udah 5 tahun sejak 2005. Awalnya kita cuma dianggap
band biasa yang kadang dipandang sebelah mata—malah disepelekan. Kita baru
bener-bener ngerasain semuanya 'meledak' di tahun 2010, di album ketiga.
Meskipun di dua album sebelumnya kita juga pernah dapet beberapa penghargaan,
nggak bisa dipungkiri lagu Ya Sudahlah jadi momentum penting yang mengubah
banyak hal." cerita Bondan.
"Ya, impian dan kerja keras
emang selalu keren! Kalian udah membuktikan semuanya." kataku, "Bukan
cuma musik yang bagus, lirik yang bagus, karya yang bagus, kesuksesan juga soal
bagaimana seseorang menjalani dan menjalankan semuanya, kan?"
"Bener banget!" kata
Tito, "Kalo boleh digambarkan, perjalanan kita bisa diwakili sama tiga
lagu: Hidup Berawal dari Mimpi di album Respect, Waktu di album Unity, sama Ya
Sudahlah di album For All. Kita memulai semua ini dari impian, kemudian kita
memperjuangkan dan mempertaruhkan impian itu bersama waktu yang terus berjalan…
terakhir, saat kerja keras sudah dilakukan, kita hanya 'menunggu',tawakal
dengan rasa percaya dan cinta, Ya Sudahlah!"
"Ya, Hidup Berawal dari
Mimpi!" kata Bondan sambil tersenyum. Eza mengangguk-angguk setuju.
Lalu Tito tersenyum. Arie
tersenyum. Aku tersenyum. Semua tersenyum. Entah bagaimana caranya, senyum dan
semangat selalu menular.
RESENSI:
Perkenalan saya
dengan karya-karya Bondan Prakoso & Fade2Black tepat di tahun 2005. Dulu,
seseorang yang pernah ada di hati saya, mati-matian meminta saya mendengarkan
lagu yang berjudul Bunga. Walhasil, sayapun mulai kerajiangan dengan lagu
bondan lainnya. Bagi saya, karya mereka bukan hanya sekedar lagu yang hanya
lalu di telinga. Saya sering, merenungkan tiap liriknya dan tidak jarang juga
merasa terbenarkan atas tindakan yang saya lakukan, namun terlihat salah di
mata orang lain. Lain waktu, saya juga merasa termotivasi untuk melakukan
banyak hal dan menjadi manusia yang lebih baik.
Sedangkan dengan
buku Hidup Berawal dari Mimpi karya Fahd Djibran bereng Bondan Prakoso dan
Fade2Black, awalnya saya hanya penasaran saja. Bagaimana lirik lagu milik
mereka akan diramu dengan kisah-kisah yang juga ditulis oleh Fahd Djibran.
Hasilnya buat saya speechless dan
campur aduk. Ada kalanya perasaan romantis saya kembang-kempis ketika membaca Kau Puisi. Bagaimana bisa,
mungumpamakan cinta dengan Hukum Newton dan beberapa rumus fisika. Meski agak
bingung (bukan karena ceritanya tapi karena pemahaman otak saya yang terbatas),
saya tetap suka.
Sedangkan dalam
cerita Sang Juara, saya nangis
bombay, munkin karena saya tidak punya kakek dan larut dalam ceritanya. Baba
ini menceritakan bagaimana hidup sederhana seorang penjual pisang yang bekerja
tanpa lelah dan berusaha membahagiakan anak dan istrinya. Ia adalah juara bagi
dirinya sendiri dan keluarganya. Ya, kita tidak perlu hidup di bawah
bayang-bayang kesuksesan orang tua kita. Karena setiap anak hendaknya bisa
menjadi diri sendiri dan menjadi juara bagi dirinya.
Atau di bagian Not with Me, kita disadarkan tentang
berapa banyak orang yang menyayangi kita tanpa kita sadari. Ya, tidak peduli
seberapa banyak orang yang membenci kita, mereka tetap selalu ada. Bersyukur
adalah cara paling sederhanauntuk menemukan kebahagiaan. Ada tentang bagaimana
menghargai keluarga yang kita miliki saat ini. Ketika ayah, terutama ibu kita
marah, maka itu adalah rasa sayang yang terkadang kita maknai secara berbeda.
Kisah ini tertuang dalam Cahaya Cinta
Sejati.
Oia, ada satu
cerita yang membuatku cukup merinding pada bab Save Our Soul (SOS), entah
karena apa. Ini dalah kisah penduduk yang tinggal di Kali Bokong. Ini tentang
bagaimana tidak menjudge orang lain, diluar golongan kita, dengan menggunakan
agama. Saya pernah tahu beberapa kaum yang melabeli orang lain sebagai ahli
neraka seolah ia sudah mengkavling surga untuk dirinya. Sungguh, kita sebagai
manusi tidak memiliki hak untuk itu. Bukankah dimata tuhan, semua manusia sama?
Banyak quote yang
saya dapatkan dari buku ini, ini diantaranya:
“... hidup selalu indah pada waktunya. Dan tuhan tak pernah tertidur untuk melupakan mereka yang percaya pada takdirnya.”
“... mungkin sebagai manusi kita hanya bermimpi, tetapi kita tidak pernah tahu Tuhan punya cara kerja yang berbeda dalam mengeksekusi impian dan harapan-harapan kita.”
“... tinggalkan agama jika kau begitu egois menumpuk pahala dan mengejar-ngejar surga bagi dirimu sendiri.”
Buku ini memberikan
saya pikiran dan nilai positif. Seburuk apapun kondisi saya, atau pun ketika
saya sedang sedih, saya selalu menghindari menonton film drama, mendengarkan
lagu sedih ataupun membaca buku-buku galau nggak jelas..
Entahlah apa
kekurangannya buku ini, mungkin halamannya kurang banyak saja.. :).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar