Judul : Perahu Kertas
Penulis : Dee
Penerbit : truedee
Tahun : Cetakan kedua, Agustus 2009
Halaman : 444
ISBN : 978979122778078
SINOPSIS:
Namanya Kugy.
Mungil, penghayal, dan berantakan. Dari benaknya mengalir untaian dongeng
indah. Keenan beleum pernah bertemu manusia seaneh itu...
Namanya Keenan. Cerdas,
artistik, dan penuh kejutan. Dari tangannya, mewujud lukisan-lukisan magis. Kugy
belum pernah bertemu manusia seajaib itu...
Dan kini mereka
berhadapan diantara hamparan misteri dan rintangan. Akankah dongeng dan lukisan
bersatu? Akankah hati dan impian mereka bertemu?
RESENSI:
Novel ini,
kondisinya sudah ‘sedikit’ memprihatinkan. Beberapa halaman mulai lepas dan
ujung-ujung kertas telah dimakan rayap. Novel ini memang beberapa kali
berpindah tangan, untungnya selalu kembali. Sedangkan jejak rayap saya dapatkan
karena lantai kamar kos saya terbuat dari kayu. Novel ini sudah berdiri di rak,
namun siapa sangja jika rayap bisa bergerak naik. Huhuhuhu..
Suatu hari aku melihat iklan di
Kompas seputar peluncuran novel baru Dewi Lestari atau terkenal dengan nama
pena Dee yang berjudul Perahu Kertas. Aku hanya bergumam, melihat design
sampulnya, aku pikir buku ini tak ubahnya cerita anak-anak. Namun, setiap melintas
di Gramedia, mataku tetap saja tak bisa lepas dari buku berwarna dominan hijau
tersebut. Hingga akhirnya temanku Nisa, bercerita bahwa kakak iparnya di Bali
merekomendasikan buku itu.
Novel tersebut berkisah tentang
bagaimana seseorang harus memperjuangkan impianya. Adalah Kugy, cewek tomboy, awut-awutan
dan tidak bersahabat dengan make-up. Dibalik itu semua, Kugy sangat menjunjung
impiannya sebagai pendongeng ulung. Ia tidak peduli, kalaupun cita-citanya sama
sekali tak realistis. Dongeng adalah letupan api yang mendominasi seluruh
hidupnya. Kugy juga mempercayai keperadaan Neptunus dan selalu menghanyutkan
cerita-ceritanya dalam perahu kertas. Ia percaya, apapun airnya pasti akan
bermuara ke laut. Percaya ato tidak. Beranjak dewasa, ia menyadari semua itu
hanyalah dongeng karangan Karel, kakaknya.
Keenan, pelukis yang merasa
mendedikasikan seluruh hidupnya untuk orang lain, Adri, sesosok ayah otoriter
dan egois. Adri selalu antipati dengan hobi Keenan, padahal bakat itu ia warisi
dari Lena, ibunya. Keenan dipertemukan oleh Kugy. Merasa cocok, keduanya kerap
terlibat percakapan seputar cita-cita dan impian masing-masing. Kugy yang
berambisi menjadi juru
dongeng dan Keenan yang
suatu saat berniat keluar dari rumah dan bangku kuliah untuk melukis sepanjang
waktu.
Berbagai permasalahan saling
bertaut hingga menemukan benang merah. Saat Kugy dan Keenan mulai memiliki
‘rasa’ dalam setia pertemuan, sedangkan Kugy adalah kekasih Ojos sejak SMA.
Muncul ide mencomblangkan Keenan dengan Wanda yang diprakarsai oleh Noni dan
Eko, sahabat karib Kugy sejak dulu. Belum lagi Kugy yang mulai menghindar dari geng midnight,
pecinta bioskop tengah malam.
Keputusan Keenan meninggalkan rumah
dan kuliah yang tersulut oleh maksud terselubung Wanda yang memasukkan
lukisannya ke galeri Warsita. Tidak hanya itu, Wandapun menyamar sebagai orang
lain yang membeli lukisan Keenan. Mendapati impiannya yang tenoda, Keenan pergi
ke Ubud, Bali, tempat Pak Wayan yang merupakan teman lama Lena. Ia hanya
membawa buku dongeng Kugy, Jenderal Pilik dan Pasukan Alit yang ia kerjakan
saat aktif di Sakola Alit. Seperti Keenan yang menghilang entah kemana, Kugypun
mulai menjauh dari Noni dan Eko. Ia mulai menforsir dirinya habis-habisan untuk
segera menyelesaikan kuliah.
Semuanya semakin rumit. Tatkala
muncul Remi dalam kehidupan Kugy. Begitu juga dengan keberadaan Ludhe yang
mulai mengisi relung hati Keenan yang kosong. Keenanpun harus mengganti
impiannya untuk meneruskan keberlangsungan perusahaan lantaran Adri terkena
stroke. Selain itu, siapa sangka Pak Wayan memiliki kisah percintaan yang
tragis dan menguras seluruh sari pati hidupnya.
Satu per satu mereka akan bertemu
dalam satu rangkaian peristiwa yang apik. Setiap tokoh akan mengalami peristiwa
tak terduga dan bermuara pada sebuah kesimpulan. Ini adalah perjalanan hidup
manusia yang tak terpuaskan mengejar cita dan cinta. Hingga akhirnya mereka
mengalami titik balik dan kembali dipertemukan dalam perjamuan tak terduga.
Indah. Novel ini mengajarkan bagaimana seseorang harus mewujudkan mimpi dan
cita-citanya, apapun proses yang harus dilaluinya.
Di mataku, Dee selalu berhasil
menciptakan tokoh-tokoh yang dapat ku rekam di otak kiriku dengan sempurna.
Seperti, tokoh Elektra Wijaya dan M-Pret dalam buku Petir, juga tokoh Kugy dan
Keenan masih saja menari-nari di otakku. Serasa ingin menemui The Silver Tongue ato Si Lidah Perak
dalam film Inkheart, agar keduanya keluar dari buku dan hadir di depanku. Syukurlah, hal itu tidak pernah terjadi karena sesungguhnya buku
ini sudah di filmkan yang diperankan oleh Maudy Ayunda dan Adipati Dolken. Karakter
mereka cukup mewakili.
Buat para pecinta Dee, this novel recommended to read. Pada dasarnya, siapapun berhak untuk membaca. Menelusuri setiap kata-kata, seolah menyentil kita agar berani memupuk dan mempertahankan mimpi yang mulanya masih samar. Terus meneranginya hingga wujudnya benar-benar dapat diraba. Mencoba meyakini dan membuktikan apa yang tidak mungkin dimata orang lain. Selamat membaca, dengan membeli ataupun meminjam…☺
Buat para pecinta Dee, this novel recommended to read. Pada dasarnya, siapapun berhak untuk membaca. Menelusuri setiap kata-kata, seolah menyentil kita agar berani memupuk dan mempertahankan mimpi yang mulanya masih samar. Terus meneranginya hingga wujudnya benar-benar dapat diraba. Mencoba meyakini dan membuktikan apa yang tidak mungkin dimata orang lain. Selamat membaca, dengan membeli ataupun meminjam…☺
Dee ini salah satu penulis terkenal ya, sayangnya satupun saya belum membaca karyanya....;(
BalasHapus